Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

Candi Ngawen Ambles

MAGELANG, KOMPAS – Struktur fondasi empat candi perwara dari Candi Ngawen di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kini ambles sedalam 25-30 sentimeter. Selain karena gempa, kondisi ini juga dipicu oleh getaran-getaran lain, seperti erupsi Gunung Merapi dan lokasi candi yang berada di cekungan. Kepala Seksi Pelestarian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah Gutomo mengatakan, kondisi ini menyebabkan bangunan candi menjadi asimetris. “Karena antarbatu tidak memiliki perekat apapun, maka kondisi bangunan yang asimetris menyebabkan sebagian batu lepas dari susunannya semula,” ujarnya, Kamis (16/6). Meski demikian, candi tidak mengalami kerusakan serius. Saat ini di bawah fondasi setiap candi perwara terdapat dua hingga tiga lapis batu yang runtuh. Satu lapis terdiri atas 60 batu. Candi Ngawen terdiri atas lima candi perwara dan satu candi di antaranya kondisi baik karena sudah dipugar tahun 1980-an. Menyikapi kondisi tersebut, maka empat cand

Teori Kecerdasan Manusia Purba Dikembangkan

SRAGEN, KOMPAS – Para peneliti Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran terus mengembangkan teori pembuktian kecerdasan manusia purba Homo erectus Soloensis. Teori itu tidak bertumpu pada penambahan volume otak, melainkan pada keterampilan manusia purba beradaptasi dan menciptakan teknologi. Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPS-MPS) Harry Widianto, Selasa (14/6) di Sragen, Jawa Tengah, mengatakan, dahulu pembuktian kecerdasan manusia purba terletak pada penambahan volume otak. Misalnya, Pithecanthropus memiliki volume otak 750-1.000 cc dan Homo erectus 1.000-1.200 cc. “Namun tidak cukup itu saja. Kecerdasan manusia purba dapat dibuktikan dari cara membuat alat dan memilih materi alat,” ujarnya. Harry mencontohkan, individu Homo erectus mampu memilih materi alat. Untuk membuat alat serpih atau kapak, mereka tidak menggunakan batu sungai yang waktu itu banyak terdapat di sekitar mereka. Mereka lebih memil

Sukabumi, Jejak Sejarah Pegadaian

Menjelang tahun ajaran baru, pegadaian turut sibuk. Berita-berita di berbagai media menyebutkan omzet pegadaian menunjukkan kenaikan tiap tahun ajaran baru. Pegadaian menjadi jalan keluar bagi orang tua yang kesulitan mencari biaya sekolah. Sejarah panjang Pegadaian di Indonesia bermula di Sukabumi. Pada 1 April 1901, pertama kalinya didirikan Pegadaian Negara oleh Belanda. Sebenarnya sudah lama masyarakat mengenal sistem gadai, jauh sebelum pegadaian didirikan. Sejak 1746 Belanda mendirikan Bank Van Leening, sebuah lembaga keuangan yang memberikan kredit kepada masyarakat dengan sistem gadai. Pergantian kekuasaan membuat lembaga ini dibubarkan. Selanjutnya usaha pegadaian dijalankan sendiri pengusaha-pengusaha. Namun, usaha tersebut justru menyuburkan praktik utang bunga-berbunga oleh rentenir. Pemerintah Belanda yang kembali berkuasa memutuskan untuk memonopoli usaha pegadaian dengan mendirikan Pandhuis (Pegadaian Negara) pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Rekam jejak Pegadaian da

Bung KARNO Lahir di Surabaya, Bukan di Blitar

Gambar
suarasurabaya.net Soekarno Institute menyatakan SOEKARNO atau Bung KARNO Presiden Pertama RI lahir di Surabaya, bukan di Blitar. Sosok Bung KARNO selalu menarik untuk diungkap lebih jauh. Kali ini Soekarno Institute yang mengungkapkan bahwa Bung KARNO sesungguhnya lahir di Surabaya. Ini berbeda dengan yang ditulis di buku-buku sejarah sekarang bahwa SOEKARNO lahir di Blitar. Kata PETER A ROHI perwakilan Soekarno Institute, penulisan Blitar sebagai tempat lahir Bung KARNO merujuk pada buku yang dikeluarkan Pusat Sejarah ABRI tahun 1965. Buku itu kata PETER adalah pesanan Pemerintah Orde Baru untuk mencegah masyarakat Surabaya memiliki ikatan emosional terhadap Bung KARNO. Karena itu penulisan sejarahnya diubah. Dilaporkan RANGGA reporter Suara Surabaya, Senin (30/05), kata PETER, Pemerintah Orde Baru ingin semua isu yang berhubungan dengan Bung KARNO terjadi di kota kecil seperti Blitar. Ini juga untuk mencegah supaya tidak ada pemintaan warga Surabaya supaya Bung KARNO dimakamkan di S