Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

Menengok Kepemimpinan Sjafruddin Prawiranegara

Gambar
YOGYAKARTA, (PR).- Sri Sultan Hamengku Buwono X mengkritik gaya pemimpin nasional yang cenderung tidak melayani rakyat, mengutamakan fasilitas, pencitraan, dan takut mengambil keputusan yang sulit. Berbicara atas na ma Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan menyatakan tidak ada salahnya menengok gaya kepemimpin para bapak bangsa seperti Sjafruddin Prawiranegara (Ketua Pemerintahan Darurat Indonesia di Sumatera Barat-red.). Dia selalu mengedepankan jujur dan prinsip memimpinnya adalah menderita serta melayani rakyat. “Memimpin adalah menderita karena pemimpin tidak boleh mengambil satu sen pun uang negara, Itu dicontohkan Sjafruddin,” kata Sri Sultan, Selasa (24/5). Berbicara di Universitas Islam Indonesia (UII), Gubernur DI Yogyakarta itu menegaskan prinsip kepemimpin tersebut tidak ada lagi. Sekarang, pemimpin telah lebih dari tercukupi gaji dan fasilitas negara. Sebagai pembicara kunci dalam seminar “Sjafruddin Prawiranegara, Pemimpin Bangsa Dala

Rumah W.R. Supratman Masih Bisa Diselamatkan

Gambar
CIMAHI, (PR),- Rumah orangtua W.R. Supratman di Jalan Warung Contong No. 44 RT 1 RW 9 Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, masih bisa diselamatkan untuk jadi warisan budaya dan sejarah di Kota Cimahi. Untuk itu, pemerintah harus segera mengambil tindakan dengan mengakuisisi dan merekonstruksi bangunan yang sempat beralih fungsi menjadi toko waralaba tersebut. Demikian diun gkapkan pakar sejarah Universitas Padjadjaran Prof. Nina Lubis saat dihubungi, Selasa (10/5). Menurut dia, tidak terdeteksinya informasi keberadaan warisan sejarah oleh pemerintah setempat adalah hal wajar. “Ini pernah terjadi juga di Cianjur saat rumah pahlawan nasional sekaligus pelopor pers nasional Raden Mas Tirto Adisuryo dijadikan rumah tinggal tanpa diketahui nilai sejarahnya oleh pemerintah setempat”, ujarnya. Di Cimahi, menurut Nina, keberadaan rumah tinggal orangtua W.R. Supratman merupakan warisan yang sangat berharga. Pasalnya, semua orang tahu betapa besar jasa penggu

W.R. Supratman Pernah di Cimahi

Nama besar Wage Radolf (W.R.) Supratman tak lepas dari lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan. Tak ada yang meragukan nasionalisme seorang W.R. Supratman. Kendati demikian, hanya sedikit orang yang tahu bahwa ternyata di saat-saat terahir hidupnya, W.R. Supratman sempat dirawat sekitar satu bulan di rumah orang tuanya di Jalan Warung Contong No. 44 RT 1 RW 9, Kelurahan Satiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Sayang, bangunan bersejarah yang semestinya dilestarikan sebagai cagar budaya itu kini kondisinya sudah tidak sama seperti dahulu. Pada 2002-2009 lalu, rumah itu terpaksa disewakan pada sebuah perusahaan waralaba, karena keluarga yang menempati tak memiliki dana untuk merenovasi. Kini, bangunan yang pada awalnya masih memiliki ciri khas rancang bangun zaman kolonial itu telah berubah menjadi ruangan kosong setelah toko waralaba itu pindah. Adalah Soeparmin Syafaat (84) yang menjadi saksi hidup bahwa W.R. Supratman sempat dirawat oleh keluarganya di Cimahi. Dari si