Fosil Homo Erectus Ditemukan di Semedo
JAKARTA, KOMPAS – Fosil manusia purba Homo Erectus
baru baru ini ditemukan di Situs Semedo, yang terletak di Desa Semedo,
Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Setelah lebih dari
setengah tahun meneliti, tim ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba
Sangiran menyimpulkan, fosil tersebut berusia sekitar 700.000 tahun pada Kala
Pleistosen Tengah.
Fosil
yang ditemukan itu berupa kepingan-kepingan bagian tengkorak kepala, seperti
tulang tengkorak bagian belakang serta sepasang tulang tengkorak di belakang
dahi dan tulang pertautannya. Selain itu, ditemukan juga tulang berbentuk
cekungan tempat melekatnya otak belakang. Fosil itu ditemukan Dakri (54),
petugas keamanan di Situs Semedo di sebuah anak Sungai Kawi.
Harru
Widianto, Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Selasa (17/4),
mengatakan, fosil tersebut sebenarnya sudah ditemukan pada Mei 2011. Namun,
para ahli membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk menyimpulkan bahwa fosil
tersebut berasal dari Kala Pleistosen Tengah. “Kami tak bisa terburu-buru dan
langsung menyimpulkan bahwa fosil yang ditemukan benar-benar tua. Butuh proses
penelitian yang memakan waktu,” kata Harry.
Dakri
mengungkapkan, ketika sedang melintasi anak Sungai Kawi, ia melihat tengkorak
kepala manusia. Sekilas bentuk tengkorak kepala itu sebagian seperti kelapa
yang dibelah. “Saya tidak berani melaporkan kepada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Tegal sebelum saya melaporkannya sendiri ke Sangiran,” kata warga
asli Tegal ini.
Situs
Semedo merupakan situs manusia purba yang paling akhir ditemukan. Keberadaan
situs ini diketahui ketika Dakri, Dumah, Sunari dan Ansori, penduduk setempat,
menemukan himpunan fosil-fosil vertebrata pada Juni 2005. Penelitian lanjutan
dari berbagai disiplin ilmu kemudian dilanjutkan. (IND)
Sumber : Kompas Cetak, 20 April 2011
Sumber : Kompas Cetak, 20 April 2011
wah kabar baik.. dengan fosil tersebut bisa menambah sejarah perkembangan kehidupan manusia purba di indonesia:)
BalasHapusricka rezzi r (xi)
semakin banyak fosil uang ditemukan di negara ini. dan ternyata menjadi seorang peneliti seperti Harru Widianto, yang sebagai Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran,tidak bisa menentukan secara tergesa-gesa mengenai fosil yang ditemukan ini. ia harus teliti dan tidak boleh asal menjelaskan. dan hal ini membuktikan bahwa untuk meneliti fosil tidak boleh sembarang namun membutuhkan proses yang sedikit lama.
BalasHapusAsri Yurinda Fatimah (7)
X-I
menurut saya, berdasarkan wacana di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dibutuhkan penelitian akurat dalam mengidentifikasi sebuah penemuan fosil. namun, saya cukup tercengang dengan kesaksian Pak Harru bahwa penemuan ini diadukan terlebih dahulu ke Sangiran, mengingat jaraknya yang tak dekat. Ini menjadi PR bagi pemerintah untuk meratakan jumlah peneliti/akeolog Indonesia agar dapat ditemukannya berbagai peninggalan kehidupan purba di tempat-tempat yang belum terjamah penelitian arkeologi sebelumnya agar proses penelitian lebih mudah dan cepat dikembangkan
BalasHapusNadhira Daniswara- X.H
Seiring berjalannya waktu, semakin banyak fosil-fosil yang ditemukan. dan dipastikan juga, penemuan-penemuan tsb sangat bermanfaat untuk pengetahuan selanjutnya. Dan langkah peneliti sangat tepat. Mereka memang harus berhati-hati dan sangat teliti dalam menyimpulkan kasus ini. Karena bila salah, akan berpengaruh besar terhadap pengetahuan kita tentang manusia-manusia purba ini.
BalasHapusDEVI FLORENCI
X - B