Situs Kerajaan Singasari Jarang Diteliti
JAKARTA,
KOMPAS—Penelitian arkeologi untuk mengungkap kekayaan budaya pada masa Kerajaan
Singasari di Kabupaten/Kota Malang, Jawa Timur, masih sangat minim. Hingga
sekarang belum banyak temuan baru terkait Singasari. Penelitian di Jawa Timur
lebih banyak terfokus pada situs-situs Majapahit di Trowulan, Kabupaten
Mojokerto.
Minimnya
penelitian menyebabkan masih banyak data tentang Singasari yang belum
terungkap.
“Kami
khawatir data arkeologis yang ada hilang sebelum sempat diteliti,” kata
arkeolog. Lutfi Fauzi, Senin (29/7). Ahli arkeologi dari Universitas Indonesia
yang tinggal di Malang ini meneliti Singasari sejak 2000.
Selain
meneliti sendiri, ia juga meneliti bersama tim dari Pusat Arkeologi Nasional
tahun 2009. Temuan terakhir mereka adalah struktur bangunan permukiman elite
masa Singasari. Sejak itu belum ada penelitian lagi.
Singasari
adalah sebuah kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur tahun 1222-1292 Masehi
sebelum Majapahit. Keunikan Singasari adalah kerajaan yang mengembangkan agama
dan kebudayaan Siwa-Buddha. Kebudayaan tersebut merupakan sinkretisasi dari
pengaruh agama Buddha dengan kebudayaan lokal setempat yang disebut
Siwa-Buddha.
Corak
kebudayaan Siwa-Buddha ini bisa dilihat dari bangunan Candi Jago di Desa
Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. “Bangunan candi disusun dengan
konsep punden berundak,” kata Surjadi, juru pelihara Candi Jago.
Kebudayaan
Siwa-Buddha ini juga memiliki gaya arca yang berbeda dari candi Hindu-Buddha
lainnya. Arca-arca peninggalan Singasari memiliki gaya pahatan yang lebih
detail dan halus.
Bentuk
arcanya juga besar-besar dan tampak seram karena pada masa itu mereka menganut
Buddha Tantrayana. Salah satu arca besar masa Singasari adalah Dwarapala, yaitu
arca penjaga gerbang setinggi 3,7 meter.
Arkeolog
spesialis Hindu-Buddha dari Pusarnas, Bambang Budi Utomo, mengatakan, gaya arca
Tantrayana baru ada lagi di situs Padang Lawas di Sumatera Utara.
Di
Malang terdapat 22 situs yang sebagian besar merupakan peninggalan Kerajaan
Singasari. Situs tersebut umumnya berupa bangunan candi dan pertirtaan. (IND)
Sumber: KOMPAS
cetak, Rabu, 31 Juli 2013
Seharusnya para peneliti melakukan penelitian terhadap kerajaan singasari secara lebih fokus dan detail sehingga bisa lebih banyak ditemukan peninggalan-peninggalan dari kerajaan singasari ini, karena mau bagaimana pun Kerajaan singasari ini adalah bagian dari sejarah di indonesia terutama dalam perkembangan agama budha di indonesia pada tahun (1222–1292) sebelum Kerajaan majapahit , yang harus benar-benar memiliki bukti dan fakta yang jelas.
BalasHapusRaesyafu Al Mizan
XI IPA 2
SMAN 20 Bandung
Situs sejarah penting seperti Kerajaan Singasari perlu ditangani secara khusus. Penanganan khusus tersebut direkomendasikan agar melibatkan para ahli kelembagaan yang bergabung, demi hasil yang maksimal. Sayang sekali waktu berlalu dengan kesalahpahaman tentang sejarah ini.
BalasHapusDevi Florenci
XII IPA 4
Indonesia kaya akan sejarah yang sangat menakjubkan. Sangat disayangkan, apabila kekayaan sejarah tersebut dibiarkan begitu saja. Seperti beberapa situs Kerajaan Singasari yang berada di Malang. Situs-situs tersebut sesungguhnya sangat bermaanfaat, selain merupakan peninggalan sejarah, dapat juga dijadikan sebagai sarana pendidikan bahkan sebagai tempat wisata yang akan menambah pemasukan daerah dan masyarakat di sekitar tempat situs-situs itu berada. Akan lebih baik jika para arkeolog mengadakan penelitian terhadap situs-situs peninggalan Kerajaan Singasari. Dengan penelitian tersebut akan terungkap sejarah sebenarnya dan situs tersebut dapat dikembangkan. Selain itu, dengan penelitian tersebut, Indonesia semakin kaya akan sejarah dan sejarah Indonesia akan tetap ada. Tidak hanya para arkeolog, setiap orang yang memiliki pengetahuan tentang arkeologi disarankan untuk mengadakan penelitian terhadap peninggalan sejarah terutama situs Kerajaan Singasari yang jarang diteliti ini, asalkan informasi yang disebarkan jangan sampai membelok dari kenyataan sebenarnya.
BalasHapusBUNGA DEVI REGINA
XI IPA 5
SMAN 20 BANDUNG
Setuju banget sama Bunga Devi Regina.
HapusXII IPS 3
SMAN 20 BANDUNG