Terkuak, Manusia Neanderthal Pakai Perhiasan Ini
Replika manusia Neanderthal di museum Neanderthal museum, di Mettmann, Jerman. AP/Heinz Ducklau |
TEMPO.CO, Kansas - Jauh
sebelum manusia Neanderthal berbagi tempat dengan manusia modern, di
Eropa, mereka mengembangkan gaya berhias yang unik. Yakni memakai cakar
elang sebagai perhiasan.
Baru-baru ini kelompok peneliti dari University of Kansas mengidentifikasi delapan cakar elang ekor putih, termasuk empat cakar yang memiliki bekas ukiran, dari dalam gua Neanderthal di Kroasia yang berumur 130 ribu tahun. Para peneliti menduga untaian cakar tersebut pernah menjadi bagian dari kalung atau gelang.
"Temuan ini benar-benar menakjubkan," kata penulis utama, David Frayer, seorang profesor paleoantropologi, seperti dikutip dari Livescience. Cakar tersebut, menurut dia, cocok dengan anggapan bahwa manusia Neanderthal jauh lebih modern daripada perilaku mereka. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE edisi Rabu, 11 Maret 2015.
Cakar pertama digali lebih dari 100 tahun lalu di situs batu pasir terkenal yang disebut Krapina di Kroasia. Dari situs itu, para arkeolog menemukan lebih dari 900 tulang manusia yang sudah punah itu. Mereka juga menemukan alat-alat batu Mounsterian--ciri khas manusia Neanderthal--perapian dan tulang badak serta beruang.
Tapi tim tidak menemukan tanda-tanda manusia modern Homo sapiens. Frayer menduga Homo sapiens tidak menyebar ke Benua Biru sampai 40 ribu tahun lalu.
Menurut kurator National History Museum Kroasia, Davorka Radovcic, tak ada yang memperhatikan cakar-cakar elang tersebut sampai dia memamerkannya kembali tahun lalu. "Seperti terabaikan," ujarnya.
Para peneliti belum tahu persis cara merangkai cakar menjadi perhiasan. Tapi, kata Frayer, cakar memiliki polesan di beberapa sisi. Dia menduga ada pembukus halus berbahan serat agar cakar-cakar tak bergesekan.
Meski sudah punah, Homo neanderthal dianggap sebagai kerabat terdekat Homo sapiens. Mereka tinggal di dataran Eurasia 200-300 ribu tahun lalu. Beberapa penelitian sebelumnya mengungkap perilaku Neanderthal, seperti mengubur kerabat yang mati, menghiasi diri dengan bulu, bahkan membuat seni cadas.
Hingga saat ini, para ilmuwan masih memperdebatkan sejauh mana Neanderthal mampu berpikir secara abstrak. Karena sengaja atau tidak, menurut Frayer, perhiasan dapat menyimbolkan suatu pemikiran.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Baru-baru ini kelompok peneliti dari University of Kansas mengidentifikasi delapan cakar elang ekor putih, termasuk empat cakar yang memiliki bekas ukiran, dari dalam gua Neanderthal di Kroasia yang berumur 130 ribu tahun. Para peneliti menduga untaian cakar tersebut pernah menjadi bagian dari kalung atau gelang.
"Temuan ini benar-benar menakjubkan," kata penulis utama, David Frayer, seorang profesor paleoantropologi, seperti dikutip dari Livescience. Cakar tersebut, menurut dia, cocok dengan anggapan bahwa manusia Neanderthal jauh lebih modern daripada perilaku mereka. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE edisi Rabu, 11 Maret 2015.
Cakar pertama digali lebih dari 100 tahun lalu di situs batu pasir terkenal yang disebut Krapina di Kroasia. Dari situs itu, para arkeolog menemukan lebih dari 900 tulang manusia yang sudah punah itu. Mereka juga menemukan alat-alat batu Mounsterian--ciri khas manusia Neanderthal--perapian dan tulang badak serta beruang.
Tapi tim tidak menemukan tanda-tanda manusia modern Homo sapiens. Frayer menduga Homo sapiens tidak menyebar ke Benua Biru sampai 40 ribu tahun lalu.
Menurut kurator National History Museum Kroasia, Davorka Radovcic, tak ada yang memperhatikan cakar-cakar elang tersebut sampai dia memamerkannya kembali tahun lalu. "Seperti terabaikan," ujarnya.
Para peneliti belum tahu persis cara merangkai cakar menjadi perhiasan. Tapi, kata Frayer, cakar memiliki polesan di beberapa sisi. Dia menduga ada pembukus halus berbahan serat agar cakar-cakar tak bergesekan.
Meski sudah punah, Homo neanderthal dianggap sebagai kerabat terdekat Homo sapiens. Mereka tinggal di dataran Eurasia 200-300 ribu tahun lalu. Beberapa penelitian sebelumnya mengungkap perilaku Neanderthal, seperti mengubur kerabat yang mati, menghiasi diri dengan bulu, bahkan membuat seni cadas.
Hingga saat ini, para ilmuwan masih memperdebatkan sejauh mana Neanderthal mampu berpikir secara abstrak. Karena sengaja atau tidak, menurut Frayer, perhiasan dapat menyimbolkan suatu pemikiran.
LIVESCIENCE | AMRI MAHBUB
Agen Judi | Agen Bola | Agen Sbobet
BalasHapusAgen Sbobet
Agen Judi
Agen Bola
Agen Judi Online
Agen Casino
Prediksi Bola
Agen Tangkas
Agen Poker
Agen IBCBET
Agen 1sCasino