Postingan

Pajak Tanah Era Mesir Kuno Mencapai Rp 21 Juta

Gambar
Faktur pajakk zaman Mesir Kuno. Rare Books and Special Collections, McGill University Library and Archives. TEMPO.CO Montreal - Pajak ternyata sudah ada sejak era Mesir kuno. Pajak di zaman Ramses yang Agung ini diketahui dari penemuan sebuah faktur pajak milik seorang warga kota. Faktur berbahan tembikar itu menunjukkan biaya pajak yang cukup tinggi dari pajak warga Amerika, yakni seberat 100 kilogram koin emas. Faktur pajak ini disimpan di perpustakaan dan tempat penyimpanan arsip Universitas McGill di Montreal. Jika dikonversi ke dalam satuan mata uang saat itu, berat tersebut setara dengan 75 talents (satuan mata uang saat itu). Faktur berbahasa Yunani kuno itu mewajibkan sebuah nama (nama kurang terbaca jelas) dan seorang temannya untuk membayar pajak atas sebidang tanah miliknya. Lembaran yang sama juga mengharuskan membayar administrasi sebesar 15 talents. Itu berarti orang tersebut harus membayarkan pajak sebesar 90 talents. "Pajak dibayarkan ke bank u...

Terkuak, Manusia Neanderthal Pakai Perhiasan Ini

Gambar
Replika manusia Neanderthal di museum Neanderthal museum, di Mettmann, Jerman. AP/Heinz Ducklau TEMPO.CO, Kansas - Jauh sebelum manusia Neanderthal berbagi tempat dengan manusia modern, di Eropa, mereka mengembangkan gaya berhias yang unik. Yakni memakai cakar elang sebagai perhiasan. Baru-baru ini kelompok peneliti dari University of Kansas mengidentifikasi delapan cakar elang ekor putih, termasuk empat cakar yang memiliki bekas ukiran, dari dalam gua Neanderthal di Kroasia yang berumur 130 ribu tahun. Para peneliti menduga untaian cakar tersebut pernah menjadi bagian dari kalung atau gelang. "Temuan ini benar-benar menakjubkan," kata penulis utama, David Frayer, seorang profesor paleoantropologi, seperti dikutip dari Livescience . Cakar tersebut, menurut dia, cocok dengan anggapan bahwa manusia Neanderthal jauh lebih modern daripada perilaku mereka. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE edisi Rabu, 11 Maret 2015. Cakar pertama digali lebih dari 10...

Begini Faktur Pajak Era Mesir Kuno

Gambar
Faktur pajakk zaman Mesir Kuno. Rare Books and Special Collections, McGill University Library and Archives. TEMPO.CO, Montreal - Hari pajak di Amerika Serikat tinggal hitungan hari. Warga negara Amerika pun berebut untuk membayar pajak sebelum batas waktu pada 15 April 2015. Namun, hingga hari ini, sentimen terhadap pajak belum juga hilang. Uniknya, ternyata pajak sudah ada sejak era Mesir kuno. Keberadaan pajak di era Ramses Yang Agung diketahui berdasarkan penemuan sebuah faktur pajak milik seorang warga kota setempat. Faktur berbahan tembikar itu menunjukkan tarif pajak yang cukup tinggi, yakni senilai dengan 100 kilogram koin emas. Faktur pajak ini disimpan di perpustakaan dan tempat penyimpanan arsip McGill University di Montreal. "Pajak dibayarkan dalam bentuk koin emas dan disampaikan ke bank umum di Kota Diospolis Magna," kata Brice Jones, peneliti dari Concordia University, Montreal, yang menerjemahkan teks faktur pajak itu, seperti dikutip da...

Terungkap, Kemiripan Peradaban Maluku Utara dan Filipina

TEMPO.CO , Jakarta - Satu lagi penggalian arkeologis yang membuktikan proses migrasi dan sisa-sisa peradaban manusia pada era Paleometalik (2.500-3.000 tahun lalu) dan Neolitik (3.500-5.000 tahun lalu), di Maluku Utara. Temuan tersebut diungkap kelompok arkeolog gabungan dari School of Marine Science and Technology Tokai University, Jepang, dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Indonesia. Menurut Rintaro Ono, profesor di Department of Maritime Civilizations Tokai University, posisi Maluku Utara termasuk penting dalam kegiatan migrasi manusia dari daratan utara, Cina dan Filipina, ke Kepulauan Oseania di selatan. “Letak geografis Maluku memungkinkan sebagai tempat migrasi atau transit,” kata dia, kepada Tempo di kantor Puslit Arkenas, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Maret 2015. Bertolak dari faktor tersebut, Ono beserta timnya melakukan tiga kali penggalian, yaitu pada 2012, 2013, dan Maret 2015. Mereka menggali di tiga lokasi di Maluku Utara untuk mencari bukti-bukti mig...

Situs Samudera Pasai Terbengkalai

LHOKSEUMAWE, KOMPAS -- Situs kerajaan Samudera Pasai di wilayah Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, minim perhatian pemerintah. Banyak benda peninggalan tak terurus. Ekskavasi arkeologis komprehensif terhadap bekas kerajaan Islam terbesar di Sumatera itu pun belum dilakukan. Di Desa Beringin, Kecamatan Samudera, yang diduga kuat sebagai bekas pusat kutaraja Kerajaan Samudera Pasai, banyak ditemukan nisan kuno berserakan, mulai dari pinggir jalan, pematang sawah, hingga bekas-bekas galian tambak udang. Kecuali nisan-nisan kuno yang ada di situs makam raja-raja Samudera Pasai, nisan-nisan yang tersebar itu dibiarkan begitu saja. ”Malah ada nisan kuno yang dibawa pulang warga untuk batu asah,” kata Hamdani (40), warga Desa Beringin, yang tinggal di dekat kawasan situs makam raja-raja Pasai, Rabu (9/10). Nisan merupakan peninggalan utama yang banyak tersisa. Selain nisan, banyak ditemukan pecahan keramik, batu antik, dan fondasi bangunan kuno yang diduga bekas...

Pemerintah Diminta Tolak Permintaan Maaf Belanda

JAKARTA - Sejarahwan LIPI Anhar Gonggong mengimbau Pemerintah RI menolak permintaan maaf dari Belanda terkait peristiwa genosida yang dilakukan tentara Belanda di Sulawesi dipimpin Raymond Pierre Paul Westerling saat agresi Belanda tahun 1945 hingga 1950. Sepanjang bangsa ini masih dianggap inlander, Anhar mengimbau agar Indonesia tidak perlu berbaik-baik dengan Belanda. "Permintaan maaf dari Pemerintahan Belanda tidak akan menyelesaikan masalah. Kecuali Belanda memenuhi syarat penting lainnya, yakni akui Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 dan baru menyampaikan permintaan maaf atas pembunuhan massal yang dilakukan Westerling di Sulawesi dan daerah lainnya dalam kurun waktu tahun 1945 hingga 1950," kata Anhar Gonggong, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (4/9). Selama dua hal tersebut tidak diakui lanjutnya, sebagai ahli waris korban, Anhar Gonggong tidak akan pernah menerima permintaan maaf tersebut. "Termasuk kompensasi dana yang dijanjikan Pemerintah B...

Situs Kerajaan Singasari Jarang Diteliti

JAKARTA, KOMPAS—Penelitian arkeologi untuk mengungkap kekayaan budaya pada masa Kerajaan Singasari di Kabupaten/Kota Malang, Jawa Timur, masih sangat minim. Hingga sekarang belum banyak temuan baru terkait Singasari. Penelitian di Jawa Timur lebih banyak terfokus pada situs-situs Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Minimnya penelitian menyebabkan masih banyak data tentang Singasari yang belum terungkap. “Kami khawatir data arkeologis yang ada hilang sebelum sempat diteliti,” kata arkeolog. Lutfi Fauzi, Senin (29/7). Ahli arkeologi dari Universitas Indonesia yang tinggal di Malang ini meneliti Singasari sejak 2000. Selain meneliti sendiri, ia juga meneliti bersama tim dari Pusat Arkeologi Nasional tahun 2009. Temuan terakhir mereka adalah struktur bangunan permukiman elite masa Singasari. Sejak itu belum ada penelitian lagi. Singasari adalah sebuah kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur tahun 1222-1292 Masehi sebelum Majapahit. Keunikan Singasari adalah kerajaan yang ...