W.R. Supratman Pernah di Cimahi

Nama besar Wage Radolf (W.R.) Supratman tak lepas dari lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan. Tak ada yang meragukan nasionalisme seorang W.R. Supratman. Kendati demikian, hanya sedikit orang yang tahu bahwa ternyata di saat-saat terahir hidupnya, W.R. Supratman sempat dirawat sekitar satu bulan di rumah orang tuanya di Jalan Warung Contong No. 44 RT 1 RW 9, Kelurahan Satiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.
Sayang, bangunan bersejarah yang semestinya dilestarikan sebagai cagar budaya itu kini kondisinya sudah tidak sama seperti dahulu. Pada 2002-2009 lalu, rumah itu terpaksa disewakan pada sebuah perusahaan waralaba, karena keluarga yang menempati tak memiliki dana untuk merenovasi. Kini, bangunan yang pada awalnya masih memiliki ciri khas rancang bangun zaman kolonial itu telah berubah menjadi ruangan kosong setelah toko waralaba itu pindah.
Adalah Soeparmin Syafaat (84) yang menjadi saksi hidup bahwa W.R. Supratman sempat dirawat oleh keluarganya di Cimahi. Dari silsilah, Soeparmin bisa disebut sebagai keponakan tiri W.R. Supratman. “Waktu itu, saya berumur sekitar 11 tahun dan sempat ikut tinggal di rumah itu bersama W.R. Supratman dan kedua orangtuanya. Mbah Siti dan Mbah Senen Sastrodihardjo” katanya saat ditemui, Senin (9/5).
Menurut Soeparmin pada awalnya rumah itu berdinding bilik. Namun sejak 1942 sempat direnovasi menjadi bangunan permanen. Sepeninggal Mbah Siti dan Mbah Senen, rumah itu sempat ditempati kakak W.R. Supratman, Ngadini Supriatini pada 1952. Turun temurun, rumah itu kemudian ditempati anak Ngadini sampai cucunya Ucok Supratman Batubara yang meninggal dunia pada 7 April 2010 lalu.
Soeparmin berharap pemerintah bisa memberikan perhatian agar warisan sejarah itu tidak hilang. Soeparmin sempat mengusulkan agar rumah itu dijadikan museum dan mengusulkan nama Jalan Warung Contong diubah menjadi Jalan W.R. Supratman. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan. (Handri Handriansyah/”PR”)***

Sumber: Pikiran Rakyat, Selasa, 10 Mei 2011

Komentar

  1. Sayang sekali bangunan yang memiliki ciri khas rancangan bangunan zaman kolonial itu kini kondisinya sudah tidak sama seperti dahulu. Sebaiknya pemerintah menindaklanjuti dengan merespon positif rumah W.R.Supratman dijadikan sebagai museum dan mengubah jalan warung contong menjadi jalan W.R.Supratman untuk mengenang jasa-jasa beliau.

    Sulianti indah sari XI-IPA 3

    BalasHapus
  2. Saya baru tahu kalau WR Soepratman ternyata pernah tinggal di Cimahi.
    Tapi bu saya nggak mengerti kenapa rumah dari pahlawan nasional juga perlu dilesatarikan? ya, ini memang memilliki nilai sejarah dari perjuangan pahlawan nasional itu. Tapi bukankah selama arsip dan data mengenai perjuangan dan fakta fakta masa lalu itu lebih penting? Karena kita kan mengetahui sejarah masa lalu dari data dan arsip masa lalu, sedangkan bangunan hanya saksi bisu, dia tidak bisa memberi tahu mengenai apa yang terjadi di masa itu.

    Hasna Satya XI IPA 4

    BalasHapus
  3. Setiap peninggalan sejarah, apa pun jenis dan bentuknya merupakan serpihan budaya yang sangat dibutuhkan untuk menyusun suatu kisah masa lalu manusia dengan segala aspek kehidupannya. Apalagi peninggalan sejarah tsb. menyangkut nama besar pencipta lagu "Indonesia Raya", yang setiap upacara pada Senin pagi wajib kita nyanyikan. Maka sekecil apa pun informasi yang menyangkut kehidupannya perlu kita telusuri. Hal ini dilakukan bukan sekedar untuk mengenang jasanya, melainkan juga menjadi bahan pembelajaran bagi kita generasi sekarang dan yang akan datang untuk selalu melakukan hal-hal yang berguna bagi bangsa dan negara.

    BalasHapus
  4. wah, ternyata seorang manusia yang dulu menciptakan lagu Indonesia Raya, yang sampai kini masih dinyanyikan setiap senin itu pernah di cimahi.
    kadang kita merasa bangga bahwa pahlawan zaman kemerdekaan dulu ternyata lebih dekat dari yang kita bayangkan. dan beberapa orang tidak mengerti itu. padahal dengan melestarikan bangunan itu, akan menumbuhkan rasa bangga yang luar biasa.


    syifa bunga XI IPA 1

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh Idola Untuk Pendidikan Karakter

Belanda Minta Maaf, tetapi ...

Rumah Proklamasi Akan Dijual Pemiliknya